Selasa, 13 Februari 2018

Teks khutbah Jum'at ust Abdul Somad Lc MA sikap menghadapi tahun baru

Sikap dalam mengahadapi tahun baru
Khutbah Pertama

اَلْحَمْدُ للهِ، وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ، سَيِّدِنَا وَمَوْلَنَا مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ اللهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ وَمَوَّالَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَ نَبِيَّ بَعْدَهُ.

اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ دَعَا بِدَعْوَتِهِ اِلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ. أَمَّا بَعْدُ، فَيَا عِبَادَ اللهِ اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ.

وَقَالَ اللهُ تَعَالَى فِي اْلقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَهُوَ أَصْدَقُ الْقَائِلِيْنَ، أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ :يَا أَيُّهَا الََّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ (آل عمران: 102).

وَقَالَ فِي أَيَةٍ أُخْرَى : كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ (آل عمران : 185).

Hadirin jama’ah jum’at yang dimuliakan Allah SWT.

Hari ini sampai kita kepada hari yang dimuliakan oleh Allah SWT yang disebut sebagai “Sayyidul Ayyam (induk dari segala hari)”, Allah SWT masih memberikan kita umur panjang sampai saat ini. Bukan hanya umur yang panjang, Allah juga telah memberikan nikmat sehat serta nikmat istiqamah di dalam hati kita. Sehingga dengan nikmat-nikmat tersebut, ringan kita melangkahkan kaki menyambut seruan azan, datang memenuhi panggilan Allah, menunaikan shalat fardhu jum’at pada hari yang mulia ini.

Untuk itu kita bersyukur kepada Allah. Bersyukur dengan ucapan, mari kita memperbanyak mengucapkan hamdalah (Alhamdulillahi Robbil ‘Alamin). Bersyukur dengan perbuatan, mari kita senantiasa istiqamah melaksanakan segala perintah Allah, dan menjauhi segala larangan Allah SWT.

Selanjutnya, shalawat dan salam mari kita bacakan untuk nabi Muhammad SAW. Mudah-mudahan dengan memperbanyak shalawat, dalam kehidupan kita diberikan istiqamah, dan di akhir hayat kita ditutup dengan husnul khatimah, dan ketika menghadap Allah SWT kita mendapatkan syafaatnya, insya Allah, Amin-Amin ya Rabbal Alamin.

Ma’asyiral Muslimin sidang jama’ah jum’at rahimakumullah.

Marilah kita tingkatkan ketaqwaan kita kepada Allah kapan dan dimanapun kita berada, karena kita tidak tahu kapan ajal menjemput. Ketika ajal menjelang, ketika nafas sudah di tenggorokan, maka tidak akan berguna lagi harta dan kedudukan, tidak berguna lagi taubat dan penyesalan.

Ma’âsyiral muslimîn rahîmakumullâh

Alhamdulillah, beberapa hari yang lalu kita telah melewati hari terakhir bulan Zulhijjah yang menandakan berakhirnya tahun 1434 Hijiriyah. Sekarang kita diberikan Allah SWT kesempatan memasuki hari-hari awal di bulan Muharram 1435 Hijriyah.

Mari kita renungkan, apa arti, apa pelajaran yang dapat kita ambil dari kesempatan hidup yang Allah berikan pada kita, sehingga kita dapat menghirup udara segar awal Muharram 1435 Hijriah ini?

Ma’âsyiral muslimîn rahîmakumullâh

Pelajaran terbesar yang kita dapatkan ialah, bahwa Allah masih memberikan kesempatan kepada kita melakukan muhasabatun nafsi (introspeksi diri) secara total. Berupa keimanan kita, keislaman kita, ibadah kita, akhlak kita, pergaulan kita, ilmu kita, kewajiban kita, tanggung jawab kita, manajemen waktu kita, life style (gaya hidup) kita, dan semua hal yang terkait dengan kehidupan kita selama setahun sebelumnya, yakni tahun 1434 Hijriyah.

Ma’âsyiral muslimîn rahîmakumullâh

Sesungguhnya muhasabatun nafsi adalah kunci utama dalam kehidupan kita. Dengan Muhasabatun nafsi, kita dapat mengetahui kelemahan dan kelebihan kita pada waktu yang lalu, perbaikan hari ini dan persiapan serta perencanaan waktu yang akan datang.

Dengan muhasabatun nafsi, kita mampu menutupi kelemahan masa lalu dan meningkatkan kualitas diri pada hari ini dan masa lalu dan meningkatkan kualitas diri pada hari ini dan masa yang akan datang.
Dengan muhasabatun nafsi, kita mampu menutupi kelemahan masa lalu dan meningkatkan kualitas diri pada hari ini dan masa yang akan datang. Dengan muhasabatun nafsi, hidup kita akan berkembang terus menuju ke arah yang benar dan lurus.

Bahkan dengan muhasabatun nafsi, kita dapat mengetahui hakikat dan persoalan diri kita secara pasti, amal yang kita lakukan dan bertambahnya kapasitas diri serta bekal menuju perjalanan akhirat kita yang amat panjang dan pasti.

Muhasabatun nafsi adalah kekayaan yang harus kita miliki, karena sangat penting dalam menjalankan kehidupan ini. Karena itulah, Khalifah Umar ra. Berkata:

حَاسِبُوْا أَنْفُوْسَكُمْ قَبْلَ أَنْ تُحَاسَبُوْا (Hisablah, hitung-hitung diri kamu sebelum kamu dihisab oleh Allah SWT.)

وَزِنُوْاهَا قَبْلَ أَنْ تُزَانُوْا (Timbang-timbang amal kamu sebelum amal kamu ditimbang oleh Allah SWT.)

Ma’âsyiral muslimîn rahîmakumullâh

Mari kita bersiap menghadapi suatu hari di mana semua manusia akan dikumpulkan di padang Mahsyar kelak. Di sana Allah akan meminta pertanggungjawaban terhadap semua yang kita imani, yang kita yakini, yang kita ucapkan dan yang kita lalukan secara detil dan rinci, tak sedikit pun yang terlupakan. Jika baik, Allah akan berikan dengan balasan yang baik, dan jika nilainya buruk, maka Allah juga akan memberikan balasan yang buruk.

Ma’âsyiral muslimîn rahîmakumullâh

Ada tiga perkara yang perlu kita hisab, kita hitung-hitung dalam kehidupan ini:

Yang pertama, Masalah Dien, Agama kita, yakni Al-Islam. Pertanyaan-pertanyaan berikut ini pantas kita arahkan pada diri kita: Sudah sejauh mana kita memahami dan mengamalkan ajaran agama kita? Sejauh mana kita memahami dan mengamalkan Al-Qur’an dan Sunnah Rasul SAW, sebagai sumber utama ajaran agama kita?

Ma’âsyiral muslimîn rahîmakumullâh

Terkait masalah Dien ini, kita harus selalu menanamkan dalam diri kita spirit dan semangat belajar, belajar dan belajar. Karena Dienul Islam itu adalah ilmu, sedangkan ilmu tidak akan didapat kecuali dengan belajar dan mempelajarinya. Para ulama kita telah merumuskan ilmu Islam itu dengan rumusan yang sangat ilmiah, detil dan sangat sistematis sehingga kita mudah memahami dan mengamalkannya. Secara umum, ilmu terkait dengan Islam yang harus kita pelajari dan amalkan mencakup Iman/’Aqidah, Ibadah, Akhlak, Mu’amalah, Keluarga dan Syari’ah.

Ma’âsyiral muslimîn rahîmakumullâh

Yang kedua, Masalah dunia kita. Dalam masalah kehidupan dunia, ada 3 hal yang perlu kita hisab:

Pertama, bagaimana kita menyikapi kehidupan dunia ini? Apakah kita mencintainya dan kita jadikan ia menjadi tujuan hidup kita? Ataukah berbagai fasilitas kehidupan ini, termasuk uang, rumah, kendaraan yang kita miliki, kita letakkan hanya sebagai sarana kehidupan dan kita tidak mencintainya melebihi cinta pada Allah dan Rasul-Nya? Ingat! Rasulullah mengajarkan kepada kita bahwa zuhud pada dunia adalah kunci mendapat cinta Allah.

Kedua, dari mana asal usul semua harta yang kita miliki? Apakah harta yang kita miliki benar-benar berasal dari sumber yang halal dan tidak sedikitpun tercampur dengan yang haram seperti riba, menipu, mencuri dan sebagainya, atau syubhat (belum jelas halal atau haram). Harta yang haram dan syubhat menyebabkan hati kita sakit dan bahkan bisa mati serta do’a kita tidak dikabulkan Allah. Pada akhirnya, di dunia kita kehilangan barokah hidup dan di akhirat kita akan dilemparkan Allah ke dalam neraka. Sebab itu, Allah dan Rasul-Nya menyuruh kita agar memakan, meminum dan memakai dari sumber yang halal dan dari benda dan jenis yang dihalalkan.

Ketiga, kemana kita belanjakan dan manfaatkan harta yang Allah anugerahkan pada kita? Kendati harta yang kita dapatkan dengan cara yang halal dan jenisnya pun halal, bukan berarti kita dibolehkan semau kita dalam membelanjakan dan memanfaatkannya. Islam mengatur sistem belanja, distribusi dan pemanfaatan harta kita. Harta tersebut pada hakikatnya Allah titipkan kepada kita agar lalu dan meningkatkan kualitas diri pada hari ini dan masa yang akan datang.
Dengan muhasabatun nafsi, kita mampu menutupi kelemahan masa lalu dan meningkatkan kualitas diri pada hari ini dan masa yang akan datang. Dengan muhasabatun nafsi, hidup kita akan berkembang terus menuju ke arah yang benar dan lurus.

Bahkan dengan muhasabatun nafsi, kita dapat mengetahui hakikat dan persoalan diri kita secara pasti, amal yang kita lakukan dan bertambahnya kapasitas diri serta bekal menuju perjalanan akhirat kita yang amat panjang dan pasti.

Muhasabatun nafsi adalah kekayaan yang harus kita miliki, karena sangat penting dalam menjalankan kehidupan ini. Karena itulah, Khalifah Umar ra. Berkata:

حَاسِبُوْا أَنْفُوْسَكُمْ قَبْلَ أَنْ تُحَاسَبُوْا (Hisablah, hitung-hitung diri kamu sebelum kamu dihisab oleh Allah SWT.)

وَزِنُوْاهَا قَبْلَ أَنْ تُزَانُوْا (Timbang-timbang amal kamu sebelum amal kamu ditimbang oleh Allah SWT.)

Ma’âsyiral muslimîn rahîmakumullâh

Mari kita bersiap menghadapi suatu hari di mana semua manusia akan dikumpulkan di padang Mahsyar kelak. Di sana Allah akan meminta pertanggungjawaban terhadap semua yang kita imani, yang kita yakini, yang kita ucapkan dan yang kita lalukan secara detil dan rinci, tak sedikit pun yang terlupakan. Jika baik, Allah akan berikan dengan balasan yang baik, dan jika nilainya buruk, maka Allah juga akan memberikan balasan yang buruk.

Ma’âsyiral muslimîn rahîmakumullâh

Ada tiga perkara yang perlu kita hisab, kita hitung-hitung dalam kehidupan ini:

Yang pertama, Masalah Dien, Agama kita, yakni Al-Islam. Pertanyaan-pertanyaan berikut ini pantas kita arahkan pada diri kita: Sudah sejauh mana kita memahami dan mengamalkan ajaran agama kita? Sejauh mana kita memahami dan mengamalkan Al-Qur’an dan Sunnah Rasul SAW, sebagai sumber utama ajaran agama kita?

Ma’âsyiral muslimîn rahîmakumullâh

Terkait masalah Dien ini, kita harus selalu menanamkan dalam diri kita spirit dan semangat belajar, belajar dan belajar. Karena Dienul Islam itu adalah ilmu, sedangkan ilmu tidak akan didapat kecuali dengan belajar dan mempelajarinya. Para ulama kita telah merumuskan ilmu Islam itu dengan rumusan yang sangat ilmiah, detil dan sangat sistematis sehingga kita mudah memahami dan mengamalkannya. Secara umum, ilmu terkait dengan Islam yang harus kita pelajari dan amalkan mencakup Iman/’Aqidah, Ibadah, Akhlak, Mu’amalah, Keluarga dan Syari’ah.

Ma’âsyiral muslimîn rahîmakumullâh

Yang kedua, Masalah dunia kita. Dalam masalah kehidupan dunia, ada 3 hal yang perlu kita hisab:

Pertama, bagaimana kita menyikapi kehidupan dunia ini? Apakah kita mencintainya dan kita jadikan ia menjadi tujuan hidup kita? Ataukah berbagai fasilitas kehidupan ini, termasuk uang, rumah, kendaraan yang kita miliki, kita letakkan hanya sebagai sarana kehidupan dan kita tidak mencintainya melebihi cinta pada Allah dan Rasul-Nya? Ingat! Rasulullah mengajarkan kepada kita bahwa zuhud pada dunia adalah kunci mendapat cinta Allah.

Kedua, dari mana asal usul semua harta yang kita miliki? Apakah harta yang kita miliki benar-benar berasal dari sumber yang halal dan tidak sedikitpun tercampur dengan yang haram seperti riba, menipu, mencuri dan sebagainya, atau syubhat (belum jelas halal atau haram). Harta yang haram dan syubhat menyebabkan hati kita sakit dan bahkan bisa mati serta do’a kita tidak dikabulkan Allah. Pada akhirnya, di dunia kita kehilangan barokah hidup dan di akhirat kita akan dilemparkan Allah ke dalam neraka. Sebab itu, Allah dan Rasul-Nya menyuruh kita agar memakan, meminum dan memakai dari sumber yang halal dan dari benda dan jenis yang dihalalkan.

Ketiga, kemana kita belanjakan dan manfaatkan harta yang Allah anugerahkan pada kita? Kendati harta yang kita dapatkan dengan cara yang halal dan jenisnya pun halal, bukan berarti kita dibolehkan semau kita dalam membelanjakan dan memanfaatkannya. Islam mengatur sistem belanja, distribusi dan pemanfaatan harta kita.  Harta tersebut pada hakikatnya Allah titipkan kepada kita agar menjadi modal kita untuk kepentingan akhirat kita.
Sebab itu, Allah memotivasi kita agar harta yang Allah anugerahkan itu kita infakkan/belanjakan di jalan-Nya setelah kita keluarkan kewajiban yang ada di dalamnya seperti zakat, nafkah, infaq, shadaqah, wasiat dan sebagainya.

Ma’âsyiral muslimîn rahîmakumullâh

Yang ketiga, Masalah akhirat yang akan menjadi tempat tinggal kita selama-lamanya. Terkait masalah akhirat ini hanya ada dua kata: Ikhlaskan niat kita hanya karena Allah dalam semua kata dan amal ibadah yang kita lakukan, dan lakukan amal shaleh sebanyak mungkin yang dapat kita lakukan.

Untuk itu, hidup kita harus berorientasi akhirat dan jangan sampai kita lebih mencintai dunia ketimbang akhirat, karena dunia semua isinya akan musnah, termasuk jasad kita sendiri, sedangkan akhirat adalah kekal abadi. Di samping itu, jadikanlah sukses akhirat sebagai standar kesuksesan yang hakiki.

Allah SWT menjelaskan:

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ (آل عمران : 185)

“Semua yang bernyawa pasti mati. Nanti pada hari kiamat (akhirat) akan disempurnakan pahala kalian. Siapa yang dijauhkan (pada hari itu) dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga, maka sungguh dialah yang sukses. Dan tidak adalah kehidupan dunia ini melainkan kenikmatan yang menipu”. (Ali-Imran: 185)

Ma’âsyiral muslimîn rahîmakumullâh

Mari kita syukuri nikmat umur yang telah Allah anugerahkan kepada kita sehingga kita dapat menghirup udara segar di bulan Muharram 1435 Hijiriyah tahun ini dengan melakukan Muhasabatun nafsi. Semoga Allah bantu kita, dan mudahkan kita dalam melakukan upaya meningkatkan kualitas dien, dunia dan akhirat kita dalam tahun 1435 Hijiriah ini, dan semoga hidup kita tahun ini lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. Amin ya Robbal ‘alamin.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَلَّ اللهُ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ، إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

Khutbah Kedua

الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا. قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. قَالَ تَعَالَى: {وَمَن يَتَّقِ اللهَ يَجْعَل لَّهُ مَخْرَجًا} وَقَالَ: {وَمَن يَتَّقِ اللهَ يُكَفِّرْ عَنْهُ سَيِّئَاتِهِ وَيُعْظِمْ لَهُ أَجْرًا}

ثُمَّ اعْلَمُوْا فَإِنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِالصَّلاَةِ وَالسَّلاَمِ عَلَى رَسُوْلِهِ فَقَالَ: {إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا}.

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، وَ بَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، فِي الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ.

 اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ، وَ يَا قَاضِيَ الْحَاجَةِ

رَبَّنَا لاَ تَدَعْ لَنَا فِي مَقَامِنَا هَذَا وَ فِي سَاعَتِنَا هَذِهِ ذَنْبًا إِلاَّ غَفَرْتَهُ، وَ لاَ هَمًّا إِلاَّ فَرَّجْتَهُ، وَ لاَ دَيْنًا إِلاَّ قَضَيْتَهُ، وَ لاَ مُسَافِرًا إِلاَّ وَصَلْتَهُ، وَ لاَ مَرِيْضًا إِلاَّ شَفَيْتَهُ، وَ لاَ مَيِّتًا إِلاَّ رَحِمْتَهُ، وَ لاَ حَاجَةً مِنْ حَوَائِجِ الدُّنْيَا لَكَ رِضًا وَ لَنَا فِيْهَا صَلاَحًا إِلاَّ قَضَيْتَهَا وَ يَسَّرْتَهَا يَا أَكْرَمَ اْلأَكْرَمِيْنَ

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

عِبَادَاللهِ! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ، وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِِ وَاْلبَغْي، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، فَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرْ، وَاللهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ.


Senin, 12 Februari 2018

Teks khutbah jum'at ust Abdul Somad Lc MA keutamaan bulan sya'ban

Khutbah Jum’at di Masjid Agung An-Nuur (06 Juli 2012)
Ditulis pada Juli 28, 2012 oleh alveesyukri
Khutbah Jum’at di Masjid Agung An-Nuur (06 Juli 2012)

Ustadz H. Abdul Somad, Lc. MA

Hadirin jama’ah jumat yang dimuliakan Allah SWT.

Banyak saudara-saudara kita, kerabat kita, tetangga kita yang sangat ingin sampai kepada hari ini dan bulan ini, hari ini kita sampai kepada hari yang dimuliakan oleh Allah SWT di antara tujuh hari yang diciptakan oleh Allah, hari ini disebut sebagai “sayyidul ayyam” (induk dari segala hari), tapi orang-orang yang berkeinginan untuk sampai pada hari ini, untuk sampai pada bulan ini, ajal telah mendahului mereka, oleh sebab itu tidak dapat ikut berkumpul bersama kita melaksanakan fardhu jum’ah pada hari ini.

Ada pula sebagian di antara kita yang umurnya sampai, akan tetapi terbaring di rumah sakit, dalam keadaan perjalanan panjang (ibnu sabil), mereka pun juga tak dapat ikut bersama kita.

Ada sebagian yang lain, umurnya panjang, dianugerahkan Allah SWT kesehatan, fisik dan mental, sempurna, akan tetapi juga tak dapat ikut bersama kita. Apa sebab? Dicabut Allah SWT nikmat istiqamah, iman dan Islam dari dalam hatinya.

Oleh sebab itu kalau pada saat ini kita dapat datang berkumpul di rumah Allah, menyambut seruan azan, panggilan sepekan sekali fardhu jum’at berjama’ah, maka sesungguhnya ada tiga nikmat besar yang ada dalam diri kita diberikan Allah SWT. Saat ini kita masih hidup, saat ini kita masih sehat, dan saat ini kita masih diberikan Allah SWT nikmat istiqamah, iman dan Islam. Tak ada ungkapan yang paling indah keluar dari mulut seorang muslim, seorang mukmin selain ucapan “Alhamdulillah”.

Oleh sebab itu salah satu rukun dari khutbah ini adalah mengucapkan hamdalah, memuji Allah SWT, sampai-sampai dikatakan Nabi SAW:

كل أمر ذي بال (Semua amal yang baik)

و لم يبدء بحمد الله (Kalau tak diawali, kalau tidak dimulai dengan ucapan pujian kepada Allah SWT)

فهو أقطع (Maka amal itu terputus, tidak bernilai di hadapan Allah SWT)

Bersyukur kepada Allah dengan ucapan “alhamdulillah”, bersyukur kepada Allah dengan perbuatan, melaksanakan segala perintah Allah, menjauhi segala larangan Allah SWT. Allah berjanji dalam al-Qur’an:

لئن شكرتم (Kalau kamu bersyukur-kata allah-)

لأزيدنكم (Pasti akan aku tambah nikmatku itu padamu, akan tetapi kalau kita tidak syukuri nikmat Allah yang begitu banyak, maka Allah pun juga punya janji bagi orang-orang yang tak bersyukur)

ولئن كفرتم (Kalau kamu kufur, kalau kamu tutupi nikmat itu, kalau kamu tidak tampakkan dia ke permukaan, tidak kamu syukuri)

إن عذابي لشديد (Sesungguhnya azabku amat sangat pedih)

Hadirin jama’ah jum’at yang dimuliakan Allah SWT.

Tak terasa hari berganti pekan, pekan berganti bulan, bulan berganti tahun, saat ini kita sudah sampai pada tanggal 16 sya’ban. Sya’ban, yang merupakan bulan yang sangat dimuliakan dan diagungkan, diagungkan oleh Allah dan dimuliakan oleh Rasulullah SAW. Sampai-sampai sahabat Nabi bernama Usamah bin Zaid merasa heran melihat Nabi SAW, lalu dia ingin tahu mengapa Nabi begitu banyak beribadah kepada Allah di bulan ini, maka dia pun bertanya kepada Rasulullah:

يا رسول الله (Kata Usamah bin Zaid radhiallahu anhu: Wahai Rasulallah )

لم أراك تصوم شهرا من الشهور ما تصوم في شعبان (Aku tidak pernah melihat engkau berpuasa lebih banyak dibandingkan bulan yang lain selain Ramadhan, dibanding 10 bulan yang lain, engkau lebih banyak berpuasa di bulan sya’ban. Apa sebab ya Rasulallah? Mengapa engkau tingkatkan ibadahmu di bulan ini? Apa jawab Rasulullah SAW?)

ذاك شهر ترفع فيه الأعمال (Pada bulan itu diangkat amal ke hadapan Allah SWT. Semua kita ini punya buku catatan amal, semua manusia yang hidup di atas permukaan bumi, ada malaikat yang mencatat semua amalnya. Apa kata Allah dalam al-Quran:)

ما يلفظ من قول (Satu kata yang keluar dari mulut anak adam)

إلا لديه رقيب عتيد (Ada malaikat yang mencatat, ada malaikat yang mengawasi, lalu buku catatan itu diangkat ke hadapan Allah SWT.  Catatan tahunan diangkat di bulan  
Sya’ban Lalu mengapa Nabi berpuasa banyak di bulan Sya’ban?

و أحب أن يرفع عملي و أنا صائم (Aku ingin, aku suka, aku berharap ketika amalku diangkat ke hadapan Allah SWT, saat itu aku sedang berpuasa.)

Apa hubungan amal diangkat dengan orang berpuasa? Maka sesungguhnya dengan memperbanyak puasa di saat amal diangkat, di situ kita ingin menunjukkan identitas kita sebagai manusia, tidak seperti yang diprediksi oleh para malaikat ketika Allah ingin menciptakan kita, saat itu malaikat bertanya, saat itu malaikat komplain-tak setuju-:

اتجعل فيها من يفسد فيها (Ya Allah, apakah engkau akan ciptakan mereka yang hanya akan berbuat kerusakan )

و يسفك الدماء (Mereka hanya akan berperang, saling membunuh dan menumpahkan darah?)

و نحن نسبح بحمدك و نقدس لك (Kami bertasbih, kami mensucikan, kami mengagungkan-Mu. Ya Allah, kalau hanya untuk menciptakan makhluk baru bernama manusia, tak perlu engkau ciptakan, karena kami sudah cukup untuk bertasbih mengagungkan-Mu. Tapi Allah SWT punya rahasia lain, apa jawab Allah?)

إني أعلم ما لا تعلمون (Aku lebih tahu apa yang tidak kamu ketahui)

Pada saat ini, ketika buku catatan amal kita diangkat, saat itu Allah tanya kepada para Malaikat: Hai Malaikat-Ku, ketika amal mereka engkau angkat apa yang sedang mereka lakukan? Saat itu Malaikat banggakan kita di hadapan Allah, saat itu Malaikat akan menjawab di hadapan Allah SWT: Ya Allah, ketika amalnya aku angkat, saat itu ia sedang dalam keadaan berpuasa. Kita masuk dalam kelompok orang-orang yang dibanggakan oleh Allah SWT kepada para Malaikat.

Hadirin jama’ah jum’at yang dimuliakan Allah SWT.

Kalau Nabi Muhammad yang kedudukannya “Sayyidul Anbiya’i wal Mursalin”, dosanya sudah diampuni yang lalu dan yang akan datang, begitu ia menghidupkan bulan Sya’ban, lalu bagaimana dengan kita, yang bulan ini sudah lewat 16 hari, apa yang sudah kita isi di bulan yang baik dan mulia ini. Bulan yang disebut dengan” تشعّبت فيه البركة ” pada bulan ini bercabang-cabang keberkahan dan kebaikan.

Yang lalu tak dapat diulang, yang lewat tak dapat kembali, pepatah arab mengatakan: لن ترجعَ الأيامُ التي ماضت (yang lewat tak mungkin dapat terulang kembali). Akan tetapi ada sisa 14 hari menjelang masuknya bulan suci Ramadhan, mari kita tingkatkan kualitas amal ibadah kita kepada Allah SWT.

Kita sudah terlalu sibuk dengan urusan keduniawian, sehingga kita lalai kepada Allah SWT, maka setiap laki-laki yang baligh dan berakal diwajibkan untuk –paling tidak- satu hari ini khusus pada hari jumat dalam satu pekan, dia mendengarkan satu wasiat taqwa masuk ke telinganya, masuk ke ujung otaknya, masuk ke dalam pangkal hatinya, agar dia dapat melaksanakan hidupnya itu dengan diisi dengan ibadah.

Hadirin jama’ah jum’at yang dimuliakan Allah SWT.

Ketika Allah SWT beri kita hidup sampai saat ini, sampai hari yang agung dan mulia, hari jum’at, di bulan agung dan mulia, bulan sya’ban, apa sebenarnya yang diinginkan Allah SWT?

Banyak orang-orang di sekeliling kita tak lagi ada bersama kita, masih terbayang raut wajah mereka, masih teringat kita dengan ucapan mereka, tapi jasad mereka tak ada bersama kita. Lalu kita masih dibiarkan Allah berjalan di atas permukaan bumi ini, apa yang diinginkan Allah Ta’ala dari kita? Maka jawabannya disebutkan dalam surah al-Mulk:

الذي خلق الموت (Allah yang menciptakan mati)

والحياة (Allah juga yang menciptakan hidup. Untuk apa Dia buat hidup dan mati, Dia buat ada kelahiran ada kematian, ada buaian ada liang lahad, lalu mengapa kita berada di antara dua itu?)

ليبلوكم أيكم أحسن عملا (Untuk menguji, tak lain tak bukan yang ingin diuji oleh Allah SWT adalah siapa yang paling baik amalnya. )

Allah tak lihat siapa yang paling kaya di antara kita, Allah tak menilai siapa yang paling tinggi jabatannya di antara kita, Allah SWT tidak meletakkan kemuliaan siapa yang paling berilmu di antara kita. tapi yang dilihat Allah SWT adalah:

إن الله لا ينظر إلى أجسامكم (Allah tak melihat, Allah tak memperhatikan bentuk tubuh kamu)

و لا إلى صوركم (Allah tak menengok bentuk rupa kamu. Lalu apa yang dilihat Allah dari kita? )

و لكن ينظر إلى قلوبكم (Yang ditengok, yang diperhatikan, yang dilihat oleh Allah SWT adalah hati kamu) و أعمالكم (dan amal kamu)

Oleh sebab itu kalau Allah sampaikan usia kita pada hari ini, bulan yang mulia ini, maka kita buktikan kepada Allah, Ya Allah, Kau sampaikan aku sampai saat ini, maka inilah bukti amal, kita tunjukkan kepada Allah SWT.

Hadirin yang dimuliakan Allah SWT.

Kalau sampai masa itu tiba, tak dapat ditunda walau sesaat pun. Ada sebagian orang menyangka dia masih hidup saat ini karena dia menjaga kesehatan, banyak orang yang sehat mati mendadak. Ada sebagian orang menyangka dia hidup sampai saat ini karena dia muda belia, banyak orang yang muda mati tiba-tiba. Oleh sebab itu mengapa kita masih ada sampai saat ini di atas bumi Allah ini, Allah uji kita, sanggup tak kita isi ini dengan amal yang baik. Maka mari kita buktikan kepada Allah SWT. Kalau sampai masanya:

إذا جاء أجلهم (Kalau ajal mereka sampai)

لا يستأخرون ساعة (Tak dapat ditunda walau sesaat)

ولا يستقدمون (Tak pula dapat dimajukan walaupun sesaat)

Ketika sampai masanya, apa yang akan mengiringi kita?

يتبع الميت ثلاث (Yang mengiringi kita nanti ke alam barzakh, ke liang lahad, tak kurang tak lebih hanya ada tiga saja. Yang pertama yang mengiringi kita adalah:)

ماله (Hartanya, harta yang begitu banyak dicari pagi pulang petang, peras keringat banting tulang, dia ikut mengiringi kita, tapi apakah dia akan sampai masuk ke dalam? Yang kita bawa hanya tiga helai kain putih yang tak berjahit, itu yang menemani kita di dalam. Lalu apalagi yang akan mengiringi kita? )

أهله (Keluarga; anak, cucu, cicit, keponakan, menantu, handai taulan, kerabat, tetangga, semua ikut mengiringi kita, mau mereka masuk ke dalam? Mungkin ada 2/3/4 orang akan masuk menyambut jenazah kita, diletakkan kita di liang lahad, setelah itu dia naik ke atas, mereka akan menimbun kita, mereka akan menginjak kita, setelah itu mereka doakan, setelah itu mereka pun pulang kembali ke rumah masing-masing.)

يرجع اثنان ويبقى واحد (Yang dua kembali: harta kembali, keluarga kembali, lalu siapa yang menemani kita di dalam? () Yang tinggal satu, siapa yang tinggal itu?)

وعمله (Amalnya)

Kalau pernah tangan ini dipakai mengusap kepala anak yatim, kalau pernah tangan ini dipakai untuk bergotong royong membangun masjid, kalau pernah tangan ini dipakai untuk menyumbang, infaq, shadaqah, wakaf, zakat, maka itulah yang akan menolong kita di hadapan Allah SWT.

Kalau pernah kaki ini dipakai melangkahkan kaki ke masjid melaksanakan fardhu shalat berjama’ah, kalau pernah kaki ini dipakai berjihad fi sabilillah, maka itu yang akan menolong kita di hadapan Allah SWT.

Ketika mata meneteskan air mata di tengah malam yang sunyi, yang sepi, ketika orang lain tidur pulas, ada seorang hamba Allah yang terjaga melawan kantuknya, lalu dia kenang dosanya begitu banyak, lalu di teteskan air mata, maka itulah yang akan dapat menolong kita di hadapan Allah SWT. Lain dari pada itu: هباء منثورا (seperti debu ditiup angin).

Hadirin jama’ah jum’at yang dimuliakan Allah SWT.

Hari jum’at hari yang mulia, mari kita gunakan sejenak: وقفة مع النفس (sejenak bersama jiwa). Selama sepekan ini kita terlalu sibuk mengurus orang lain, sibuk mengurus urusan orang lain, sehingga kita tak sempat mengurus urusan kita sendiri. Oleh sebab itu mari kita merenung sejenak, itu yang dipesankan oleh para shahabat Nabi, para ulama: تفكروا ساعة (berfikir sejenak), berfikir menggunakan akal yang diberikan Allah SWT sebelum masanya tiba, karena ketika tiba masanya, saat itu orang tak lagi dapat berfikir, ketika azab sudah di pelupuk mata, ketika jeritan tangis karena kesakitan azab didengar telinga, saat itu orang-orang yang berada di dalam neraka berkata kepada Allah SWT:

ربنا (Ya Tuhan kami)

أبصرنا (Mata kami sudah menengok itu azab yang menyakitkan)
وسمعنا (Kami pun sudah mendengar azab itu)

فرجعنا (Balikkan lagi kami ke alam dunia)

صالحا (Kami ingin beramal shalih)

إنا موقنون (Kami yakin seyakin-yakinnya)

Tapi betapa malangnya, saat itu tak ada lagi gunanya penyesalan karena saat itu bukan waktunya untuk menyesal, saat itu adalah waktu untuk mempertanggung-jawabkan segala amal perbuatan kita di hadapan Allah SWT.

بارك الله لي ولكم في القرآن العظيم، ونفعني وإياكم بما فيه من الأيات والذكر الحاكم، وتقبل مني ومنكم تلاوته إنه هو الغفور الرحيم

Download MP3 rekamannya di link:

http://www.tafaqquhstreaming.com/?page_id=472


Minggu, 11 Februari 2018

Teks khutbah Jum'at Ustad Dr. Abdul Somad, Lc, MA Apa yang engkau bawa menghadap Allah

Khutbah Jum'at
Judul : Apa Yang Engkau Bawa Menghadap Allah Swt
Oleh : Ustadz Dr. Abdul Somad Lc, MA (20-11-2015)
Diketik Oleh : Syamsul Bahri Said Al-Pungguri (Pontianak, Ahad, 2-11-2018)


Khutbah I
إِنَّ الْحَمْدَ لِلّٰهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَسْتَهْدِيْهِ وَنَعُوذُ بِالِلّٰهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا¸ مَنْ يَهْدِهِ اللّٰهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللّٰه وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنِ اهْتَدَى بِهُدَاهُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ. أَمَّا بَعْدُ. فَيَا عِبَادَ الِلّٰهِ¸ أُوْصِيْنِيِ نَفْسِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللّٰهِ¸ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. وَقَالَ تَعَالَى يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللّٰهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. صَدَقَ اللّٰهُ الْعَظِيمْ.

Hadirin Jama'ah Jum'at Yang Dimulyakan Allah SWT
Seorang anak melihat orang tuanya, duduk di atas kursi roda, dengan tangan gemetar karna terkena penyakit “Parkinson”, air liurnya meleleh, karna tidak bisa lagi menelan. Dulu lehernya kokoh, bicaranya kuat, tapi sekarang suaranya keluar merintih, karna usia sudah lanjut. Saat itulah sianak sadar ternyata ayahku yang dulu, jendral bintang 4 hari ini tidak lagi bertenaga, dia duduk di atas kursi roda dengan tangan menggeletar, air liur meleleh. Dulu kalau dia bejalan tegap, langkahnya kokoh, kalau dia bersuara keras, anak-anak buahnya takut menggeletar mereka menghadapnya. Tapi sekarang dia hanyalah seorang tua yang duduk di atas kursi roda dengan tangan menggeletar dengan air liur meleleh, dia hanyalah seonggok daging yang akan membusuk jika ruh sudah keluar dari jasadnya, dia hanya akan menjadi santapan cacing tanah. Foto-foto kenangan di masa muda tersenyum dia memperhatikannya, tapi matanyapun tidak lagi terang melihat masa lalu itu, semua tinggal kenangan. Dulu pasangan hidupnya istrinya sekarang hanya tinggal kenangan masa lalu, lalu apa yang akan dia bawa menghadap Allah SWT maka tak lain bukan  ALLAZI KHOLAQOL MAUTA dia yang menciptakan mati, WAL HAYAATA  dia yang menciptakan hidup, untuk apa dibuatnya ada hidup ada mati..? LIYABLUAWAKUM AYYUKUM AHSANU 'AMALAA untuk melihat siapa yang paling baik amalnya.

Hari ini kita tidak duduk diatas kursi roda, hari ini kita sedang sehat wal 'aafiat, tapi banyak saudara-saudara kita diluar masjid sana yang dalam keadaan sehat wal aafiat lebih sehat dari kita. Kenapa tidak bisa bersama dengan kita hari ini..? karna mereka sedang musafir, Allah membolehkan mereka untuk jama' ta'khir untuk sholat zuhur, karna mereka diluar sana sedang sibuk, urusan yang tak mungkin ditinggalkan, merekapun dalam keadaan darurat. Tapi ternyata ada yang tidak musafir, tidak sibuk sehat wal afiat, kenapa mereka tidak ada bersama kita..? Ada satu nikmat besar yang dicabut Allah, nikmat istiqomah iman dan Islam.Karena itu hari ini nikmat besar itu ada dalam diri kita kita sehat wa aafiat, kita tidak musafir, tidak sakit, kita pula dalam keadaan aqil dan baligh,  MAN TAROKAL JUM'ATA TSALASA MARROTIN TAHAWWUNAN, siapa yang meninggalkan sholat juma'at 3 kali berturut -turut tidak ada uzur syar'i karna menyepelekan printah Allah, THOBA'ALLAHU 'ALAA QOLBI, Allah mengunci pintu hatinya maka hidayah tidak lagi masuk ke dalam telinganya, inilah azab diatas azab, karna azab yang pertama kali itu didalam hati KHATAMAALLAHU 'ALAA QULUUBHIMIM hati terkunci, setelah hati terkunci WA 'ALAA SAM'IHIM telinga Tersumbat setelah telinga Tersumbat, WA 'ALAA ABSHORI'IHIM KHISYAWAH mata tertutup, kalau sudah telinga tersumbat nasehat tak lagi bermakna, kalau sudah mata tertutup yang dilihat tak lagi menjadi pelajaran, itu semua berawal dari hati yang terkunci, salah satu yang menyebabkan hati terkunci meninggalakan sholat jum'at tanpa uzur syar'i. Nikmat besar diberikan Allah, hari ini kita bisa duduk bersama didalam rumah Allah, IZA NUDIYALISSHOLAATI MINYYAUMIL JUMU'AH, bila kau dipanggil untuk melaksanakan sholat jum'at, FAS'AU ILAA ZIKRILLAH bersegeralah menyambut panggilan Allah WAZARUL BAI' tinggalkan jual beli.

Saudara kita yang terbaring sakit dirumah sakit hari ini, sayup-sayup suara azan dari masjid rumah sakit masuk ketelinganya, dia menonton ditelevisi acara live sholat jum'at, tapi saat itu dia hanya mampu terbujur kaku, ruhnya masih ada di jasad. Tapi keluarganya tidak bisa berada disampinya karna security tidak mengizinkan keluarga berada didalam ruang ICU, dia duduk didalam, suara terdengar, azan bersahutan hayya'alaassholah mari sholat, hayya'alaalfalah mari menuju kemenagan. Dia hanya meneteskan air mata, kenapa..?Kalau dulu waktu sehat sempat menyesalinya mungkin penyesalan  itu tidak terlalu banyak, tapi di saat sehat wal aafiat tak sempat menempelkan kening kelantai, tak sempat melangkahkan kaki kerumah Allah, tak sempat mendegarkan khutbah, maka tak ada duka diatas duka, air mata yang meleleh tak dapat mengembalikan masa lalu,  LAN TARJI'AL AYYAMULLATI MADOT yang lalu tak dapat diulang kembali, air mata darah mata menangis, yang sakit tak akan sembuh, yang mati tak akan hidup. 

Penyesalan salalu datang diakhir perbuatan, belum pernah orang menyesal sebelum perbuatan berlalu, selalu menyesal diakhir. Saat penyesalan itu tak lagi bermakna, apa kata mereka ketika melihat azab Allah..? ROBBANA Hai Tuhan kami ya Robb kami ABSORNA mata kami sudah melihat azab, WASAMI'NA telinga kami sudah mendengar suara tangisan, teriakan, pekikan didalam neraka, FARJI'NA kembalikan kami lagi kedunia, NA'MAL SHOLIHAA kami ingin beramal sholeh, INNA MUUQINUUN kami yakin seyakin-yakinnya. Tapi saat penyesalan itu tak lagi bermakna, karna dunia tak mungkin utuh semula, karna sudah menjadi sunnatullah, yang lampau tak akan kembali.IZASSAMAA UNFATHAROT  langit terbelah, WA IZAL KAWAA KIBUN TASAROT planet-planet bertabrakan, WA IZALBIHARUFUJJIRAT lautan diledakkan diletupkan, WAIZALQUBURUBU'SIROT semua yang dikubur dipenuhi, 'ALIMAT NAFSUMMA QADDAMAT WA AKHOROT disitulah orang baru sadar apa yang pernah aku lakukan. WAQODIMNA ILAA MAA 'AMILUU MIN 'AMALI semua amal kami tunjukkan kami datangkan ini amalmu, ini infaqmu, ini wakafmu ini sodaqohmu, ini sholawatmu, ini bacaan qur'anmu, ini zikirmu, tersenyum mata melihat amal FAMAYYA'MAL MISQOOLAZARROTIN KHOIROYYAROH, tapi jangan  lupa apakah dosa-dosa itu dilupakan begitu saja, yang burukpun akan tampak juga  FAMAYYA'MAL MISQOOLAZARROTIN SYARROYYAROH sebersar ujung rambut, sebesar telapak kaki semut yang hitam, diatas batu yang hitam ditengah malam yang kelam, didalam samudra yang gelap akan dtampakkan juga pada hari itu, YUMA TUBLASSAROO-IR segala rahasia yang dan mata akan melihat dengan penglihatan yang nyata,    mulut    tidak  lagi bisa menjawab ALYAUMA NAKHTIMU 'ALAA AFWAHIHIM hari itu mulut kami kunci, karna mulut itu dulu pandai mencari-cari alasan bersilat lidah maka hari itu lidah dikunci, WATUKALLIMUNA IDIIHIM tangan mereka kami buat bicara, WATASYHADU ARJULUHUM kaki mengungkapkan, apa yang akan berbicara tangan, apa yang dipersaksikan kaki BIMAA KAANU YAKSIBUUN  semua yang pernah dilakukan di masa lalu.

Berapa atasanmu memberi gaji,  sehingga begitu enteng kau tinggalkan shalatmu, apa yang dijanjikan istrimu sehingga begitu enteng kau berikan yang haram, hanya rayuan sesaat sewaktu-waktu dia akan meninggalkanmu sebelum masa tua tiba, apa yang menjanjikan anak-anakmu? “Ayah kami akan menjagamu dihari tuamu nanti maka berikan kami yang kami inginkan, belikan kami rumah yang besar, belikan kami kendaraan yang mewah, nanti setelah hari tua kami akan menjagamu”, kata mereka. Tapi setelah kita tua dosa-dosa terkumpul begitu banyak, mereka pun meninggalkan kita dipanti jompo yang penuh dengan kesunyian, hening, sepi, suara cucu terdengar menangis, karena merekapun malu mengakui kita sebagai orang tua.

Suapkanlah yang haram kemulut mereka, berikanlah yang batil ke dalam perut mereka, itu hanya akan menjadi azab didunia sebelum hari kiamat tiba. 'ISY MAA SYI'TA hiduplah sesuka hati, 'ISY MAA SYI'TA apa yang mau kau makan makanlah, apa yang mau kau kerjakan karya FAIINNAKA MAYYITUN tapi ingat kau akan jadi mayat, kau akan mati, semua akan dimintai pertanggung jawaban dihadapan Allah SWT . Hari ini orang boleh tertawa, hari ini orang boleh merasa dunia dia punya, tapi sampai masanya, yang hijau akan berobah menguning, yang kuning akan mati, yang mati akan menjadi debu, yang debu ditiup angin hampa tak bermakna. Lalu apa yang akan dibawa kepada Allah SWT..? Amal sholeh. 

Kalau pernah mulut membaca sepotong dua potong ayat sebelum berangkat bekerja, kalau sempat masuk kekamar mandi mengambil air wudhu sholat sunnah dhuha sebelum berangkat bekerja, kalau sempat ketika duduk di suasana santai membuka Hp lalu membuka Qur'an digital sambil melihat beberapa ayat memikirkan maknanya mengingat mati, kalau sempat mulut mengucapkan subhanallahi wabihamdihi subnallahil 'azhim, 

Adapun rumah besar dengan beberapa semen, dengan beberapa besi yang banyak semua akan menjadi kenangan. Mereka akan menjual, membagi-baginya, tanah yang dulu harganya semester 100 ribu sekarang sudah menjadi puluhan juta mereka akan membagi-bagi itu semua kepada ahli waris, lalu kita hanya membawa 3 helai kain tipis yang tidak berjahit dan itu semua menjadi milik setiap orang. 

Kalau dulu mereka didik dengan pendidikan yang baik, ditengah malam mereka bangun meneteskan air matanya lalu ia berdo'a RABIGHFIRLI WALIWAALIDAYYA WARHAMHUMA KAMAA RABBAYANI SOGHIRAA, seperti tetesan embun ditengah gurun sahara yang panas, kalau sempatlah mereka berdo'a ALLAHUMMAGHFIRLALU WARHAMHU WA'AAFIHI WA' FU'ANHU  maka mengalirlah udara yang sejuk ketenggorokan yang kering, kalau sempat mereka membeli makanan lalu diundangnya anak yatim diusapnya kepala, ya Allah terimalah sedekahku ini untuk almarhum ayahku almarhumah ibundaku aku tak dapat membalas budi baik mereka ya Allah, mereka telah melahirkan aku. Maka akan mengalirlah itu sebagai pelipur lara di tengah alam barzah sementara menunggu akhir tiba. 

Tapi kalau mereka hanya dididik dengan keduniawian dididik dengan kemewahan, disumbat mereka dengan material, tak pernah diingatkan pada mati, ketika kita mati merakapun juga akan mati perasaan ingatannya, paling celaka lagi mereka mengingat kita dengan mengantarkan bunga, mereka mengingat kita dengan pakaian hitam, mereka mengingat kita dengan suara musik, mereka mengingat kita dengan memajang foto kita yang besar-besar didalam rumah.

Maka sayang buatlah sayang yang mengingatkan sesudah mati, kalau rindu buatlah kerinduan yang membuat ia akan tetap mengalir sebagai suatu amal setelah kematian, IZA MAATAL INSAN kalau manusia mati INGQOTA'A dulu rajin membaca qu'an berhenti, dulu rajin sholat tahajut berhenti, dulu rajin mengahatamkan yang baik-baik berhenti, tapi ada yang tetap mengalir diantara yang tetap mengalir itu adalah SHADAQATUN JAARIAYAH.  Sempat membeli beberapa bungkus nasi untuk makan orang tua dipanti jompo, menyuap nasi itu menggeletar tangan mereka karna usia lanjut meneteskan air mata, kita tidak sedang melihat orang tua, kita tidak sedang melihat orang lain, saat itu kita sedang melihat potret diri kita 30 tahun yang akan datang, dimana aku 30 tahun yang akan datang. Surga kenikmatan yang luar biasa tapi dia tidak akan dimasuki oleh orang yang biasa-biasa, sholat biasa, baca qur'an biasa, zikir biasa, untuk mendapatkan yang luar biasa maka dibutuhkan amal ibadah dan ridho Allah SWT. Hanya dengan sholat wajib biasa, hanya dengan baca qur'an biasa, hanya dengan zikir biasa, hanya dengan sodaqoh biasa, berharap akan masuk ke surga yang luar biasa maka sungguh bukan suatu perimbangan perniagaan yang seimbang antara makhluq dengan khaliq Allah SWT.

Khutbah jum'at ini kembali mengingatkan kita, mengajak, merenung bersama, kita ini mau kemana? disini untuk apa? yang kita bawa menghadap Allah itu apa? apakah nama, jabatan, kebesaran, harta benda, ikut menghadap Allah?. Tiiiidak…!!!. Dia akan tinggal menjadi puing-puing kenangan, yang akan dibawa adalah amal sholeh. Makanya kita slalu berdo'a selesai wudhu' ALLAHUMMAJ'ALNI MINATTHAWWABIIIN WALJ'ALNI MINAL MUTOTAHHIRIIN  ditutup dengan  WAJ'ALNI MIN 'IBAADIKASSHOLIHIIN, karna orang sholehlah yang selamat dari kerugian yang lain rugi, INNAL INSAAN semua manusia LAFII KHUSRIN rugi, yang kaya rugi, yang miskin rugi, yang ganteng rugi, yang punya anak rugi, yang punya istri rugi, tapi ada yang beruntung ILLAZINA- AMANUU kecuali yang beriman, WA'AMILUSSHOLIHAAT  dan yang beramal sholeh, itulah orang yang beruntung karana iya akan hidup dalam kehidupan yang abadi membawa iman dan amal sholehnya. 

Kalau sampai hari ini masih bersemayam dalam diri kita, mari ita jaga dan kita berharap pada Allah, husnuzon Allah menutup usia kita ini dengan husnul khotimah, ketika malaikat datang menyambut  YAA AYYATUHALNAFSUL-MUTHMA-INNAH  wahai jiwa yang tenang, IRJI'I ILAROBBIKI  kembalilah pada  tuhan robbmu, ROODHIATAMMARDIYYAH  engkau ridho kepada Allah Allah-pun ridho menerima engkau sebagai hambanya, FADKHULIIFII 'IBAADII masuklah engkau kedalam golongan hambaku WADKHULII JANNATII masuklah engkau kedalam surgaku. Saat itu ruh keluar dari badan seperti tetesan air diujung daun yang lembut menetes.

بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَافِيْه ِ مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ وَإِنَّهُ ه ُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ، وَأَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ ه ُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم

Khutbah II
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ, اَلْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدًا كَثِيْرًا كَمَا أَمَرَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمِّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، أَمَّا بَعْدُ؛ عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ، فَاتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ

إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، فِي العَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنْ خُلَفَائِهِ الرَّاشِدِيْنَ، وَعَنْ أَزْوَاجِهِ أُمَّهَاتِ المُؤْمِنِيْنَ، وَعَنْ سَائِرِ الصَّحَابَةِ أَجْمَعِيْنَ، وَعَنْ المُؤْمِنِيْنَ وَالمُؤْمِنَاتِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، وَعَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدُّعَاءِ
اللَّهُمَّ اجْعَلْ جَمْعَنَا هَذَا جَمْعاً مَرْحُوْماً، وَاجْعَلْ تَفَرُّقَنَا مِنْ بَعْدِهِ تَفَرُّقاً مَعْصُوْماً، وَلا تَدَعْ فِيْنَا وَلا مَعَنَا شَقِيًّا وَلا مَحْرُوْماً
اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالعَفَافَ وَالغِنَى
اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ أَنْ تَرْزُقَ كُلاًّ مِنَّا لِسَاناً صَادِقاً ذَاكِراً، وَقَلْباً خَاشِعاً مُنِيْباً، وَعَمَلاً صَالِحاً زَاكِياً، وَعِلْماً نَافِعاً رَافِعاً، وَإِيْمَاناً رَاسِخاً ثَابِتاً، وَيَقِيْناً صَادِقاً خَالِصاً، وَرِزْقاً حَلاَلاً طَيِّباً وَاسِعاً، يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ
اللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَوَحِّدِ اللَّهُمَّ صُفُوْفَهُمْ، وَأَجمع كلمتهم عَلَى الحق، وَاكْسِرْ شَوْكَةَ الظالمين، وَاكْتُبِ السَّلاَمَ وَالأَمْنَ لِعَبادك أجمعين
اللَّهُمَّ رَبَّنَا اسْقِنَا مِنْ فَيْضِكَ الْمِدْرَارِ، وَاجْعَلْنَا مِنَ الذَّاكِرِيْنَ لَكَ في اللَيْلِ وَالنَّهَارِ، الْمُسْتَغْفِرِيْنَ لَكَ بِالْعَشِيِّ وَالأَسْحَارِ
اللَّهُمَّ أَنْزِلْ عَلَيْنَا مِنْ بَرَكَاتِ السَّمَاء وَأَخْرِجْ لَنَا مِنْ خَيْرَاتِ الأَرْضِ، وَبَارِكْ لَنَا في ثِمَارِنَا وَزُرُوْعِنَا يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ
رَبَّنَا آتِنَا في الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
رَبَّنَا لا تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا، وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً، إِنَّكَ أَنْتَ الوَهَّابُ.
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الخَاسِرِيْنَ
عِبَادَ اللهِ
إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُون

Kumpulan Khutbah Jum'at 

Catatan : 

Mohon Maaf Kalau Ada Ketikan Tulisan Yang Salah, disesuaikan dengan dalil yang bercetak merah mohon dicari tulisan asli (Tulisan Arab/ayat Alquran/Hadist/Ibarot), supaya tidak salah. Untuk Muqaddimah Khutbah ke-1 dan khubah ke-2 tidak sama dengan Ust Abdul Somad karna belum sempat mengetik. 
Ini link khutbah asli beliau di youtube 

Semoga bermanfaat....!!!
Hidup mulya atau mati syahid